UNIKNYA BANGSA KU



Cerita ini pengalaman pribadi ketika di ajak kawan baik ku untuk nyekar atau berkunjung kemakam orang tua kawan ku yang letaknya di sekitar daerah Indramayu,tepatnya di kampung Karang sinom, Dari namanya aja udah terkesan mistik banget...!



Hari kedua Iduel fitri 2007,kami berangkat berdua pukul 06,00,dengan menumpang mikrolet terlebih dahulu menuju slipi.
Sesampai di slipi kami beranjak ke bus dengan jurusan Cirebon,sebelum menaiki bus tersebut kami sempat nego harga tiket dengan kondektur,biasalah Indonesia apa-apa harus di nego alias di tawar biar ga terlalu mahal kali ya……
Setelah bernegosiasi akhirnya kami sepakat dengan harga sekian,kemudian
Berangkat lah bus yang kami tumpangi.

Sampai lah kami di daerah yang kami tuju dengan penuh rasa letih,namun rasa letih kami sedikit terobati setelah melihat penyambutan tuan rumah yang begitu gembira melihat kedatangan kami,sejenak kami menghilangkan rasa letih dengan sedikit kongkoh-kongkoh(ngobrol) di pelataran rumah sang tuan rumah,ga banyak yang kami obrolkan hanya seputar adat istiadat kampung tersebut sambil menikmati makanan ala lebaran yang di Jakarta sendiri jarang kami temukan,kemudian kami pamit untuk nyekar ke makam,tapi kami di hadang oleh sang tuan rumah dengan dalih bahwa kami harus mengikuti adat di kampung tersebut agar tidak terjadi musibah"katanya" walau di baluti rasa bingung akhir nya kami menuruti kata-kata sang tuan rumah.

Di dapur rumah tersebut banyak keluarga sang tuan rumah yang sedang memasak katanya untuk keperluan upacara adat yang akan di adakan di pemakaman selama tiga hari lamanya.wah wah wah...!sebelumnya sih aku pikir masak sebanyak itu untuk makan bersama,ada nasi tumpeng,ayam kampung yang di panggang wah pokone’ macam2 dan enuak buanget dah heeeeeee…

Pada malam harinya selepas solat isya kami beramai-ramai berangkat ke pemakaman,ada yang membawa tampah yang berisikan makanan,buah-buahan dan kain panjang yang biasanya oleh ibu-ibu disana di pakai untuk setelan kebaya,suasananya cukup ramai,banyak pedagang yang menjajakan dagangannya pada umumnya sich makanan yang mereka jajakan...
Sebelum memasuki pemakaman kami mendengar musik gendingan khas daerah tersebut yang ternyata ada pagelaran wayang golek di area pemakaman,sesampainya di area pemakaman kami di sambut sang juru kunci makam untuk menyerahkan makanan yang kami bawa untuk di doa kan dan dimasukan kedalam makam yang terlihat bagus sendiri,kami ikut ber do'a didalam makam yang di keramatkan,ada tiga makam entah makam siapa aja katanya sihc makam tersebut adalah makam sesepuh kampung yang konon terkenal sakti mandraguna,heeee! aku jadi teringat film saur sepuh
selesai di do'a kan kami hanya di berikan sebagian,sebagian lagi jatah sang penghuni makam tersebut dan seuntai kain panjang ke tempat dimana orang tua kawan ku itu di makam kan,suasananya ramai tapi terkesan mistik,kain yang kami bawa itu rupanya untuk di balutkan keatas makam yang katanya untuk menyelimuti sang ahli kubur,di barengi dengan sisa makanannya,untuk makan nya sang ahli kubur“aneh”gumam ku,gimana makannya yaaa....
hal ini dilakukan pada setiap ahli waris di kampung itu,wajib dilakukan selalu mendatkan berkah 'katanya'.

Acara di mulai dengan suara gendingan dan di lanjutkan dengan doa-doa
yang di lapadzkan dengan bahasa daerah,karna kami berdua kagak ngarti akhirnya kami hanya diam mendengarkannya,acara di lanjut kan dengan pagelaran wayang golek yang bertajuk"ki semar"suhunya sangat dingin hingga terciptalah suasana yang sedikit mencekam,karna rasa letih yang belum semuanya pulih akhirnya aku merasa ngantuk yang teramat sangat,aku mengajak kawan baik ku itu untuk lebih dulu pulang,kawan ku mengutarakan maksud aku untuk pamit pulang lebih dulu tapi kami di cegah untuk pulang dengan alasan ga baik katanya kalo ga menonton pagelaran sampai selesai takut terkena musibah,hmmmmmm...musibah lagi musibah lagi,apakah mereka terlalu takut,atau sekedar terobsesi dengan mistiknya,gumam ku dengan kesal sambil menikmati secangkir kopi manis dan sesekali melirik makanan yang tersedia di atas makam, hingga sampailah masuk waktu tahrim,acara selesai dan dilanjutkan acara kedua pada esok pagi,yang katanya ada hiburan Tarling(kesenian khas cirebonan)
wah..wah.. aku jadi penasaran,kemudian kembali lah kami pulang kerumah keluarga kawan ku,karna teramat letih dan ngantuk pula akhirnya aku sampai ketiduran lupa solat subuh....deh ! he he he

Aku terbangun pagi hari sekitar pukul 09,00,di beranda rumah telah ramai para keluarga,famili kawanku menyiapi acara adat kedua,tapi ada yang beda dengan kemarin makanan nya serba makanan ringan,untuk apa lagi yah....?
pukul 10,15 menit kami beranjak lagi ke pemakaman membawa makanan ringan yang telah di hiasi,hmmmmmm kaya mau melamar aja....,suara musik tarlingan terdengar begitu enak di dengar tanda bahwa acara akan segera di mulai sesampai nya di makam kami di sambut yang kedua kalinya dengan sang juru kunci dengan bahasa dan senyum yang khas,setelah selesai prosesinya kami beranjak ketempat makam ayah dari kawan ku,dengan proses yang sama pula,ak sedikit heran kemana makanan yang semalam kami tinggal kan di atas nisan,hmmmmmm
Suasananya lebih ramai dari semalam..lebih meriah hmmm
Acara adat pada ketiga hari dilaksanakan pada malam hari ketiga iduel fitri terkesan sama dengan sebelumnya hanya lakon atau judul pagelaran nya beda lalu di tutup dengan do'a-do'a dan halal bihal.
hanya tuntutan adat, sedikit berbagi dan memberikan do'a agar para ahli kubur diterima di sisi Alloh SWT
amiin...'kata mereka'

Sedikit lucu, aneh emang tapi nyata !
yang lebih aneh lagi adat ini di lakukan hanya satu blog kampung
(Re. se Kecamatan)
yah..! inilah Bangsaku.
Bangsa yang menghormati para leluhurnya
Bangsa yang selalu menjaga kebudayaan nya
Bangsa yang selalu membawa tongkat estapet adat istiadat dari para pendahulunya.


By,Soepriyadi

0 komentar:

Posting Komentar